(foto regu inti)
(keg. pengarahan sebelum lomba tingkat2)
(keg. jerit Malam)
(keg Jerit malam)
(keg. Penagrahan Sebelum LT.2)
(keg. Penagrahan Sebelum LT.2)
(keg. Jerit Malam)
(Kakak Purna Regu Inti)
(Regu Garuda '10)
(pengarahan Sebelum LT. II)
(pengrahan Sebelum LT. II)
(Lomba LT.II)
(Regu Garuda '10)
Berita Tentang SPenada
Wajah Dwi Aryani (16) begitu ceria saat menerima hasil pengumuman Ujian Nasional (UN) SMP/MTs 2010. Betapa tidak gadis manis ini meraih nilai 10 untuk mapel Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Tidak itu saja, Dwi juga membukukan nilai baik untuk tiga mapel lainnya. Matematika ia memeroleh nilai 9,75, dan Bahasa Inggris 9,60. Siswi SMP Negeri 2 Muntilan Kabupaten Magelang ini sedikit ‘kurang beruntung’ pada mapel Bahasa Indonesia dengan nilai 9,20.
Bahasa Indonesia tahun ini memang mapel yang menjadi momok peserta UN 2010. Rata-rata siswa mengaku kehabisan waktu untuk membaca naskah bacaan yang panjang-panjang. Padahal secara materi Bahasa Indonesia sebenarnya tidak terlampau sukar. Total Dwi Aryani meraih nilai 38,55.
Namun demikian, Dwi Aryani mengaku sudah bahagia karena hasil yang ia dapatkan melebihi target pribadinya. "Saya kaget dan tidak menyangka. Saya menargetkan masuk empat besar tetapi ternyata malah rangking satu," jelas Dwi ditemui di rumahnya yang sederhana di Dusun Kwiran, Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan, Jumat (7/5).
Ia mengaku prestasi yang ia raih ini merupakan buah kerja keras dan doa restu kedua orang tuanya yakni Taryono (51) dan Istiwadi (46). Meski hanya berprofesi sebagai tukang batu, namun Taryono senantiasa memberikan motivasi agar Dwi menggapai prestasi setinggi-tingginya.
Selama ini, Dwi Aryani memang terkenal cerdas. Sejak bangku SD, wanita yang hobi bermain sepak bola dan renang itu hampir selalu rangking 1. Pun demikian setelah Dwi duduk di bangku SMP Negeri 2 Muntilan. "Saya selalu masuk tiga besar," aku dia.
Keberhasilan Dwi Aryani ini membuat sang ayah Taryono sangat bangga. Meski mereka hidup pas-pasan namun putri keduanya tetap tidak kecil hati dan mampu meraih prestasi membanggakan. "Saya sangat bangga kepada Dwi," kata dia haru.
Hal senada disampaikan sang ibu Ny Istiwadi. Buruh tani ini bertekad akan bekerja semaksimal mungkin agar Dwi bisa meneruskan sekolah ke bangku SMA. Meski belum ada biaya namun ia ingin anaknya bisa sampai ke jenjang SMA. "Kondisi ekonomi kami memang sulit. Namun pendidikan sangat penting untuk masa depan anak kami. Karena itu, bagaimana pun dia harus melanjutkan sekolah hingga kuliah atau minimal lulus SMA," tegas Ny Istiwadi.
Dwi sendiri saat ditanya mengaku ingin melanjutkan pendidikan ke SMK Negeri 1 Magelang jurusan otomotif. Alasannya, dengan masuk SMK dirinya bisa langsung kerja di pabrik setelah lulus nanti. "Sebenarnya cita-cita saya menjadi dokter. Namun saya tidak ingin merepotkan orang tua. Membiayai SMP saja berat apalagi kuliah di kedokteran. Yang penting saya bisa bekerja dan membantu keluarga," kata Dwi Aryani.
sumber: http://suaramerdeka.com
wah apik . haha
BalasHapusraine mingis* .
sopo sek mringis.
BalasHapusteriakasih infonya
BalasHapus